Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat. Apa yang dapat dilakukan dunia properti menghadapi pemanasan global.
Pertanyaan itu menjadi tema diskusi panel yang diselenggarakan Colliers Internasional, Ikatan Arsitek DKI Jakarta, Real Estat Indonesia DKI Jakarta, Asosiasi Manajemen Properti Indonesia dan Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Semua pihak yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).
Konsep green building sebenarnya telah mengemuka sejak dua dekade belakangan. Konsep tersebut digulirkan karena banyak bangunan atau gedung bertingkat yang lebih memprioritaskan aspek arsitektur, tanpa memerhatikan efisiensi penggunaan energi. Dengan kata lain, green building merupakan salah satu solusi bagi insan dunia properti untuk mengambil peran dalam mengurangi laju pemanasan global.
Tak satu pun gedung pencakar langit di Indonesia memiliki ciri bangunan iklim tropis, apalagi didesain dengan arsitektur khas Indonesia.
Sebaliknya, tidak mudah juga menerapkan arsitektur tropis pada gedung-gedung bertingkat tinggi di Indonesia. Hal itu karena kaca jendela di ruang gedung lantai atas harus tertutup rapat untuk mencegah masuknya tiupan angin yang keras. Akibatnya, udara di bagian dalam ruangan akan menjadi lebih pengab. Solusi yang dilakukan oleh kebanyakan pengembang adalah memasang pendingin ruangan (air conditioning/AC).
Padahal, penggunaan pendingin ruangan yang memakai bahan pendingin (refrigen) dari CFC (khloro fluoro carbon) dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer. Akibatnya, radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi tak bisa menembus atmosfir tak terperangkap di permukaan bumi sehingga meningkatnya suhu permukaan bumi atau terjadilah pemanasan global.
Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas CO2 dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.
Dampak pemanasan global di antaranya adalah mencairnya bongkahan-bongkahan es (glezer) di Kutub Utara. Konon, pencairan es itu sudah mencapai 10 kilometer.
Senin, 23 November 2009
arsitektur visionari
arsitektur visionari.
arsitektur visionary adalah nama yang diberikan kepada arsitek yang secara tertulis atau ide yang mempunyai kualitas visionari . claude nicolas ledoux adalah contoh paling awal arsitek visionari .
arsitek visionari terkonsentrasi pada awal abad 20 diwarnai oleh arsitek pengguna teknologi terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh dikatakan mendewakan contecs hi-tech . dikarnakan kekecewaan arsitek-arsitek terhadap cara tradisional , salah satunya adalah norman faster dan richard rogers .
arsitektur visionary model bangunannya beragam , biasanya tidak bisa terbangun sama sekali. namun yang ada yang hampir terbangun . meski tidak bisa di bangun , tetapi imajinasinya selalu menantang dan menjadi terobosan pemikiran .
arsitektur visionary adalah pembelajaran bagi arsitek tentang optimistic dan berfikir posotif tanpa perlu malu melakukan pendobrakan untuk masa depan .
contoh arsitektur visionari :
arsitektur visionary adalah nama yang diberikan kepada arsitek yang secara tertulis atau ide yang mempunyai kualitas visionari . claude nicolas ledoux adalah contoh paling awal arsitek visionari .
arsitek visionari terkonsentrasi pada awal abad 20 diwarnai oleh arsitek pengguna teknologi terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh dikatakan mendewakan contecs hi-tech . dikarnakan kekecewaan arsitek-arsitek terhadap cara tradisional , salah satunya adalah norman faster dan richard rogers .
arsitektur visionary model bangunannya beragam , biasanya tidak bisa terbangun sama sekali. namun yang ada yang hampir terbangun . meski tidak bisa di bangun , tetapi imajinasinya selalu menantang dan menjadi terobosan pemikiran .
arsitektur visionary adalah pembelajaran bagi arsitek tentang optimistic dan berfikir posotif tanpa perlu malu melakukan pendobrakan untuk masa depan .
contoh arsitektur visionari :
arsitektur art deco
Arsitektur Art Deco
Jika Prof. Ir. Charles Proper Wolff Schoemaker dan Albert Frederik Aalbers tidak menginjakkan kakinya di Indonesia, mungkin kita tidak akan mengenal arsitektur Art Deco. Art Deco merupakan salah satu langgam yang sangat luas penerapannya, berbagai macam contoh dapat kita jumpai, dalam arsitektur, pakaian, poster dan peralatan rumah tangga serta masih banyak lagi contoh lain. Mekipun tersedia beragam benda yang memakai langgam Art Deco, namun tidaklah mudah mendefiniskan bagaimana langgam Art Deco tersebut.
Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, hal ini tidak memudahkan pendefinisian langgam yang bangkit populer kembali pada tahun 60-an. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat yang sama yaitu menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal.
Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.
Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.
Arsitektur Art Deco
Arsitektur Art Deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur Art Deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.
Menentukan Gaya Suatu Bangunan
Menentukan gaya sebuah bangunan tidaklah mudah, kita tidak bisa hanya berpedoman pada tahun berdirinya bangunan, lantas kita akan tahu gaya bangunan tersebut. Art Deco mengalami kejayaan pada tahun 1920-1930 tapi bukanlah jaminan apabila bangunan yang dirancang pada tahun 1920-1930 lantas bisa dinamai arsitektur Art Deco, bangunan yang berbentuk kubus menggunakan struktur beton dan tanpa dekorasi sering diklasifikasikan sebagai arsitektur Art Deco karena bentuknya yang geometris, tetapi karena tidak ada dekorasi sama sekali, maka bangunan itu lebih layak untuk tidak digolongkan sebagai arsitektur Art Deco, setidaknya dalam pandangan para purist.
Seni Art Deco termasuk dalam seni terapan, pada arsitektur langgam ini tidak menyuguhkan sesuatu sistem atau solusi yang baru, langgam Art Deco berbicara tentang permukaan dan bentuk. Arsitektur Art Deco merupakan arsitektur ornamen, geometri, energi, retrospeksi, optimisme, warna, tekstur, cahaya dan simbolisme.
Asal Mula Kata Art Deco
Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.
Art Deco di Indonesia
Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia
Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti. Arsitektur ini merupakan salah kekayaan Arsitektur Indonesia.
contoh arsitektur art deco :
Jika Prof. Ir. Charles Proper Wolff Schoemaker dan Albert Frederik Aalbers tidak menginjakkan kakinya di Indonesia, mungkin kita tidak akan mengenal arsitektur Art Deco. Art Deco merupakan salah satu langgam yang sangat luas penerapannya, berbagai macam contoh dapat kita jumpai, dalam arsitektur, pakaian, poster dan peralatan rumah tangga serta masih banyak lagi contoh lain. Mekipun tersedia beragam benda yang memakai langgam Art Deco, namun tidaklah mudah mendefiniskan bagaimana langgam Art Deco tersebut.
Karena banyaknya negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, hal ini tidak memudahkan pendefinisian langgam yang bangkit populer kembali pada tahun 60-an. Setiap negara yang menerima langgam Art Deco mengembangkannya sendiri, memberikan sentuhan lokal sehingga Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat yang sama yaitu menggunakan ornamen-ornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal.
Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.
Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.
Arsitektur Art Deco
Arsitektur Art Deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur Art Deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi.
Menentukan Gaya Suatu Bangunan
Menentukan gaya sebuah bangunan tidaklah mudah, kita tidak bisa hanya berpedoman pada tahun berdirinya bangunan, lantas kita akan tahu gaya bangunan tersebut. Art Deco mengalami kejayaan pada tahun 1920-1930 tapi bukanlah jaminan apabila bangunan yang dirancang pada tahun 1920-1930 lantas bisa dinamai arsitektur Art Deco, bangunan yang berbentuk kubus menggunakan struktur beton dan tanpa dekorasi sering diklasifikasikan sebagai arsitektur Art Deco karena bentuknya yang geometris, tetapi karena tidak ada dekorasi sama sekali, maka bangunan itu lebih layak untuk tidak digolongkan sebagai arsitektur Art Deco, setidaknya dalam pandangan para purist.
Seni Art Deco termasuk dalam seni terapan, pada arsitektur langgam ini tidak menyuguhkan sesuatu sistem atau solusi yang baru, langgam Art Deco berbicara tentang permukaan dan bentuk. Arsitektur Art Deco merupakan arsitektur ornamen, geometri, energi, retrospeksi, optimisme, warna, tekstur, cahaya dan simbolisme.
Asal Mula Kata Art Deco
Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.
Art Deco di Indonesia
Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia
Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti. Arsitektur ini merupakan salah kekayaan Arsitektur Indonesia.
contoh arsitektur art deco :
arsitektur hitoricism
Historicism
- Merupakan oposisi dari aliran fungsionalisme, bukan hanya sekedar sebuah bangunan dengan fungsi statis belaka tapi sebuah karya yang dekoratif dan ekspresif dari masa lalu yang belum tentu kalah dengan arsitektur modern.
- Bersikeras menampilkan proporsi dan komponen-komponen bangunan seperti lonic, Doric, dan Corinthian yang jelas mengindikasikan berasal dari Arsitektur Klasik.
- Menggunakan ornament dan bentuk-bentuk lama (rumit) sebagai bentuk kerinduan akan masa lalu.
- Masih menggunakan konsep, dan detail arsitektur klasik secara utuh.
- Unsur sejarah dalam perancangan diterapkan pada komposisi, bentuk, bahan, dan warna yang kontras dengan yang baru tetapi masih dalam komposisi yang harmonis.
- Menggubah bangunan dengan titik tolak elemen klasik.
- Tokoh yang memakai aliran ini yaitu: Norman Neuerburg, Aero Saarinen, Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyonori Kikutake.
Contoh:
• Getty Museum (1970-1975) di Malibu California, rancangan Dr. Norman Neuerburg.
• Pengulangan kolom Corinthian dan Dorik, Pilaster Romawi, dan portico beratap yang diambil dari Arsitektur Klasik Italia.
contoh bangunan arsitektur hitoricism :
- Merupakan oposisi dari aliran fungsionalisme, bukan hanya sekedar sebuah bangunan dengan fungsi statis belaka tapi sebuah karya yang dekoratif dan ekspresif dari masa lalu yang belum tentu kalah dengan arsitektur modern.
- Bersikeras menampilkan proporsi dan komponen-komponen bangunan seperti lonic, Doric, dan Corinthian yang jelas mengindikasikan berasal dari Arsitektur Klasik.
- Menggunakan ornament dan bentuk-bentuk lama (rumit) sebagai bentuk kerinduan akan masa lalu.
- Masih menggunakan konsep, dan detail arsitektur klasik secara utuh.
- Unsur sejarah dalam perancangan diterapkan pada komposisi, bentuk, bahan, dan warna yang kontras dengan yang baru tetapi masih dalam komposisi yang harmonis.
- Menggubah bangunan dengan titik tolak elemen klasik.
- Tokoh yang memakai aliran ini yaitu: Norman Neuerburg, Aero Saarinen, Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyonori Kikutake.
Contoh:
• Getty Museum (1970-1975) di Malibu California, rancangan Dr. Norman Neuerburg.
• Pengulangan kolom Corinthian dan Dorik, Pilaster Romawi, dan portico beratap yang diambil dari Arsitektur Klasik Italia.
contoh bangunan arsitektur hitoricism :
arsitektur art nouveau
Art Nouveau
Sebuah gaya dekorasi dan arsitektur internasional yang berkembang tahun 1880 dan 1890an. Nama ini berasal dari Maison de l’Art Nouveau, galeri desain interior yang buka di Paris tahun 1896, tapi sebenarnya gerakan ini memiliki banyak nama di seluruh Eropa. Di Jerman gerakan ini disebut Jugendstil, diambil dari majalah Diejugend (pemuda) yang dipublikasikan sejak tahun 1896. Di Itali bernama “Stile Liberty” dari nama toko Liberty Style. Di Spanyol bernama “Modernista”, di Austria bernama “Sezessionstil” dan, di Prancis sendiri, istilah bahasa Inggris “Modern Style” sering juga digunakan, menekankan dari mana gerakan ini berasal.
Dalam desain, Art nouveau bercirikan bentuk ranting-ranting tumbuhan yang berlekuk-lekuk dan berlawanan dengan historicism yang menjamur di abad 19. Penekanannya dalam dekorasi dan kesatuan seni menghubungkan gerakan ini dengan gagasan simbolis kontemporer dalam seni, seperti yang terlihat pada karya seni secessionist di Vienna. Namun gerakan ini juga berasosiasi dengan gagasan arts and crafts, dan dengan itu, Art Nouveau membangun jembatan antara Morris dan Gropius.
Di Inggris, gaya ini diperagakan oleh arsitektur Rennie Mackintosh, dan karya desain Macdonald bersaudara.Di Prancis, meskipun ada Guimard dengan desain kaca dan metronya yang terkenal, gerakan ini paling dapat diekspresikan dalam seni terapan, terutama gelas-gelas dari Lalique (1860-1945) dan Galle (1846-1904). Di Belgia, gaya ini dingkat melalui Societe des Vingts (Les Vingt) berdiri tahun 1884, termasuk di dalamnya Ensor dan juga arsitek Art Nouveau Horta dan Van de Velde sebagai anggotanya. Di Spanyol gaya ini berpusat pada Gaudi di Barcelona
Ciri-ciri Art Nouveau
Dinamis dan mengalir, dengan garis-garis lengkung yang serasi, cukup menggambarkan gaya Art Nouveau. Tampilan lainnya adalah penggunaan hiperbola dan parabola di jendela, lengkungan, dan pintu. Tumpukan-tumpukan konvensional terlihat seakan menjadi hidup dan tumbuh menjadi bentuk-bentuk yang diambil dari tumbuhan. Seperti aliran desain lainnya, Art Nouveau mencari keharmonisan dalam bentuknya.
contoh bangunan art nouveau :
Sebuah gaya dekorasi dan arsitektur internasional yang berkembang tahun 1880 dan 1890an. Nama ini berasal dari Maison de l’Art Nouveau, galeri desain interior yang buka di Paris tahun 1896, tapi sebenarnya gerakan ini memiliki banyak nama di seluruh Eropa. Di Jerman gerakan ini disebut Jugendstil, diambil dari majalah Diejugend (pemuda) yang dipublikasikan sejak tahun 1896. Di Itali bernama “Stile Liberty” dari nama toko Liberty Style. Di Spanyol bernama “Modernista”, di Austria bernama “Sezessionstil” dan, di Prancis sendiri, istilah bahasa Inggris “Modern Style” sering juga digunakan, menekankan dari mana gerakan ini berasal.
Dalam desain, Art nouveau bercirikan bentuk ranting-ranting tumbuhan yang berlekuk-lekuk dan berlawanan dengan historicism yang menjamur di abad 19. Penekanannya dalam dekorasi dan kesatuan seni menghubungkan gerakan ini dengan gagasan simbolis kontemporer dalam seni, seperti yang terlihat pada karya seni secessionist di Vienna. Namun gerakan ini juga berasosiasi dengan gagasan arts and crafts, dan dengan itu, Art Nouveau membangun jembatan antara Morris dan Gropius.
Di Inggris, gaya ini diperagakan oleh arsitektur Rennie Mackintosh, dan karya desain Macdonald bersaudara.Di Prancis, meskipun ada Guimard dengan desain kaca dan metronya yang terkenal, gerakan ini paling dapat diekspresikan dalam seni terapan, terutama gelas-gelas dari Lalique (1860-1945) dan Galle (1846-1904). Di Belgia, gaya ini dingkat melalui Societe des Vingts (Les Vingt) berdiri tahun 1884, termasuk di dalamnya Ensor dan juga arsitek Art Nouveau Horta dan Van de Velde sebagai anggotanya. Di Spanyol gaya ini berpusat pada Gaudi di Barcelona
Ciri-ciri Art Nouveau
Dinamis dan mengalir, dengan garis-garis lengkung yang serasi, cukup menggambarkan gaya Art Nouveau. Tampilan lainnya adalah penggunaan hiperbola dan parabola di jendela, lengkungan, dan pintu. Tumpukan-tumpukan konvensional terlihat seakan menjadi hidup dan tumbuh menjadi bentuk-bentuk yang diambil dari tumbuhan. Seperti aliran desain lainnya, Art Nouveau mencari keharmonisan dalam bentuknya.
contoh bangunan art nouveau :
Langganan:
Postingan (Atom)